Minggu, 30 Maret 2025

LAUT; Tinjauan Reflekif Jelang Indonesia Merdeka 1945

 Menarik untuk mengulas tentang Laut, bahwa sebagai mana kita ketahui bahwan pembangunan pagar laut di Kabupaten Tangerang dan Bekasi, juga di wilayah lain, memicu kekhawatiran karena berpotensi merusak ekosistem pesisir dan menghalangi akses nelayan ke laut. Pelanggaran ini sudah barang tentu harus dikenakan sanksi tegas sesuai UU Nomor 1 Tahun 2014. Pemasangan pagar laut melanggar prinsip hak masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya laut (Common Public Resources) dan dapat dikategorikan sebagai praktik "bluewashing" untuk membenarkan kerusakan lingkungan demi kepentingan komersial. Oleh sebab itu, untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan sumber daya laut, diperlukan pendekatan "environmentalism from below" yang melibatkan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan, penegakan hukum berbasis teknologi, dan kawasan konservasi perairan (Marine Protected Areas)

 

Selain itu, saya kira penting bagi kita refleksi merenungkan situasi tentang Laut kita di awal kemerdekaan Republik Indonesia, sebagai mana ditulis dalam Majalah “Indonesia Merdeka”, No.7, 12 Djoeli Tahoen 2605, hlm .16. penerbit: Djawa Hoko Kai Himpoenan Kebaktian Rakjat, sebagai berikut ini.


Laoet

DALAM Indonesia Merdeka no.3, soedah ditoelis soal samoedera. Dalam nomor 5, di sangkoet djoega. Dalam nomor ini, ditoelis lagi! Seperti soal ini soal jang penting sekali rasanja! Tidak terpisahkan betoel dari soal Indonesia Merdeka.


Meman! Soal laoet, boekan soal jang boleh dikesampingkan, Kita pikir sadja setjara gampang. Kalau Indonesia Merdeka kita miliki, tapi laoet dikoeasal negeri lain karena kita tidak dapat mengoea sai sendiri (dalam arti jang loeas), apakah akan djadinja?


Deroesan garam jang ketjil, tapi terang soedah mendjadi keperloean hidoep jang tak terpisahkan itoe, terpaksa bergantoeng kepada jang mengoeasaj samoedra, Sebab, garamb ialah dari lacet teroetama. Deroesan ikan jang mendoedoeki tempat jang penting djoega dalam peri kehidoepan kita, begitoe poela, Oeroesan perhoeboengan antara satoe dan lain poelau? Oeroesan perhoeboengan dan pengangkoetan dengan lain-lain negeri? Dan jang teroetama, oeroesan pertahanan?


Apakah akan artinja, ---kalau Indonesia. Merdeka, tapi Laoetan Indonesia dipenoehi dengan Armada Asing? Dan teroetama, kalau armada asing itoe armada moesoeh!!

Indonesia Merdeka jang begitoe, kita tentoe tidak maoe!

Oleh sebab itoelah, maka dalam menggalang Indonesia Merdeka, kita mesti menggalang djoega kekoeasaan laoet Indonesia dengan segala soalnja,

Oetjapan ini seperti oetjapan propaganda sadja terdengarnja. Seperti mengoelang boenji sembojan-sembojan dan pelakat-pelakat didjalan djalan.

Memang begitoe, tapi, mengapa sembojan-sembojan dan pelakat-pelskat itoe tidak kita renoengkan dengan dalam?

Sekali batja, moengkin jang segera terbajang ialah: kepentingann armada Nippon! Tapi kalau kita renoengkan, meskipoen hanja setjara gampang seperti diatas tadi, akan segera poeia kelihatan: kepentingan Indonesia djoega!

Adanja, kepentingan jang sama itoelah jang memberi djiwa, jang menghidoepkan sembojan: sehidoep-semati! Kepentingan jang sama poela jang menjebabkan sesoeatoe oesaha dapat sama-sama dikerdjakan.


Kalau tidak ada jang sama pentingannja dengan kitapoen ---Soal laoet Indonesia, tetap mendjadi soal kita sendiri selama lamanja.


Adakah kesanggoepan bangsa kita oentoek itoe!


Naloeri, ada! Meskipoen beloem terang betoel, soedah sering ingatkan bahwa sedjak dahoeloe moela, kitapoen mempoenja darah pelaoet, Pernah Cri Dharmawangca Teguh Anantawikramottunggadewa (990 1006 M.) mempoenjai armada jang koeat, koeasa mengoessel samoäders. Dan kata “Asia Raja" pada tanggal 27 Djoeni 2604:


,,Apakah artinja ketjakapan dan keberanian bangsa Phoenisia jang tidak pernah meninggalkan pantal dari matanja dalam melajari Isoetan dari Siria pergi ketanah Inggeris Selatan oentoek mengambil timah, djika dibandingkan dengan nenek-mojang bangsa Indonesia jang hanja berpedomankan perbintangan ditjakrawala, mengaroeng samoedera besar Laoetan Hindia pergi ke Madagaskar di sebelah Barat, pergi ke New Sealand dan kepoelau-poelau lain Laoetan Tedoeh, Soengguh tepat lah djika seorang ahli tarih mengatakan, bahwa bangsa Indonesia didalam masa jang lampau dalam ketjakapan dan keberanian  menjeberangi samoedera hanja dapat dibandingi oleh bangsa Norman; sermoea jang lain dalam masa jang silam (toe adalah penjoesoer pantai belaka.

Lantas kita kenang kedjadian pada kapai Toedjosh Provinsi (1933 M.). Kedjadian jang me ngandoeng benih (arti): Anak anak kapal Indonesia, tidak maoe dikomando Belanda oentoek mengoeatkan pendjadjahannja atas bangsa Indonesia! Benih kesanggoepan tanggong djewah atas segara sendiri!

Benih kesanggoepаn nаmраk djoega pada adanja Roepelin. Roekoen Pelajaran Indonesia dan pendirian maskapai kapal Hadji.

Dan jang terachir ini, teroetama diboektikan oleh 51 orang pemoeda anak lacet Indonesia, berlajar ke-Nippon dengan 3 boeah kapal kajoe (April 2604).


Sekarang ini datang saatnja, naloeri dan kesanggoepan itoe berkembang. Kita ketengahkan tiga djalan, disamping oesaha-oesaha jang soedah ada:


1. mendjadikan hari 30 Djanoeari, hari besar peringatan laoet Indonesia jang dirajakan. Hari itoe taboen 2603 ialah hari toeroennja “Osamu Maru" kepermoekaan samoedera. Оsamu Maru ialah kapal kajoe jang pertama diboeat dipoelau Djawa

b. memperloeas tersiarnja pengetahoean tentang pentingnja laoet bagi kehidoepan sesoeatoe bangsa dan negeri.


c. mengadakan tempat pemilihan bibit bibit oentoek sekolah pelajaran, soepaja kalau soedah masoek sekolah itoe, moerid-moerid betoel betoel mendjadi tjalon pelaoet" jang oetama.


d. dan lain-lain jang bersifat menoemboehkan bibit kesanggoepan.


2. Mendirikan badan sematjam Roekoen Pelajaran Indonesia atau sematjam Djawa Unko Kaishi atau apapoen djoega, jang bersifat melatih dan mengoeroesi pelajaran dengan segala soalnja.

3. Mendirikan badan ataupoen apa, jang sematjam Peta, tapi boeat laoet, bersifat persiapan armada.


Moedah moedahanlah!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar