Senin, 31 Maret 2025

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI

 Berikut ini saya kutipkan suatu tulisan berjudul “Selamat Hari Raja Idoel Fitri”, yang bersumber dari “MIMBAR MERDEKA” Warta Harian Oemoem Oentoek Menyelenggarakan Pembangoenan Negara Indonesia Merdeka, Tahoen Ke – 1, No. 1, Selasa 27 Agoestoes 1945.


SELAMAT HARI RAJA IDOEL FITRI.


Dari pada hari jang diresmikan oleh Agama Islam mendjadi hari besar, adalah hari 1 Sjawal. Sebagai oemoem ma'loem - bahwa tiap-tiap bangsa jang hidoep di Doenia ini sama mempoenjai hari jang haroes dirajakan dan dimoeliakan berhoeboeng karena toentoenan Agama atau kehendak masjarakat, sebab pertoekaran tahoen, atau kelahiran seorang ternama atau lantaran soeate peristiwa penting dalam negri.

Adapoen hari Raja Idoel Fitri 1 Sjawal itoe, diperintahkan oleh Agama membesarkanja, karena mengingati jang kita telah loeloes mendjalani perintah Toehan ialah berpoeasa seboelan lamanja jang didalamnja kita melakoekan pertempoeran hebat melawan hawa nafsoe.


Memang besar soenggoeh peperangan jang kita telah laloei itoe boekan oentoek merampas hak milik orang atau mena'loe kan soeatoe negara dengan mempergoenakan bom, granat atau lain-lainnja tapi semata-mata perdjoangan batin dengan bersendjatakan iman didada, menghadapi balatentara iblis dan sjeitan jang ingin menggempoer kesoetjian  rochani, keloehoeran boedi, dan kemanoesian sedjati, maka seharoesnjalah kita beriang gembira karena telah memperoleh kemenangan jang gilang gemilang. 

Hendaknja dalam kita menjamboet lebaran itoe, haroes ditimbang dan di oekoer agar djangan terlampau berlebih-lebihan hingga termasoek deradjat Israff dan Tabzier, tapi tjoekoep dengan sederhana, asal sadja dengan kehaloesan perasaan, ketinggian boedi, dan ketentreman djiwa.

Adapoen asal moelanja maka 1 Sjawal dan 10 Zoelhidjdjah haroes dihormati, ialah di zaman djahiliah sebeloem mendjelma agama Islam, adalah orang-orang Arab berlainan I'tigad dan kepertjajaan. Ada jang memeloek agama Nasrani, ada poela jang beragama Madjoesi, malah ta' poela koerang jang ta' beragama sama sekali. Maka dengan sendirinja hari raya masing-masingpoen berlainan satoe sama lain. Dan ketika Nabi Moehammad S.waw. tiba di Madinah masih terdapat di sana beberapa soekoe bangsa jang merajahkan hari Niroez dan Mahradjan sebagai warisan jang dipoesakai dari bangsa Persi, dan diperlakoekan oleh penganoet Madjoesi. Maka Rasoelloellah mentjegah perboeatan sedimikan itoe, dan diterangkannja bahwa hari raja Idulfitrie dan Idul Adha adalah lebih Oetama dari kedoea Ari raja tsb. Semendjak itoelah lenjap dari kaoem moeslimin pesta kebesaran hari Niriz dan Mahradjan tadi.

 Allah telah memilih hari 1 Sjawal itoe, mendjadi soeatoe hari jang sangat berati, karena pada hari itoe djelas soedah bahwa perintah Toehan berpoeasa seboelan, sebagai roekoen Islam jang ke ampat dalam itoe tahoen, telah tammat di amalkan oleh segenap pemoeloek agama Islam jang bakti. Dan sepoeloeh Zoelhiddjah (lebaran Haddji) awwal moelanja diperintah oleh agama merajahkannja oentoek orang-orang jang telah melakoekan Hadjdji dan Woekoef di padang Arafah. Tapi bagi kita jang tidak pergi berhadji sekalipoen, haroes memoeliakannja djoega. Sebagai tanda peringatan atas keselesainja roekoen Islam ke V,  jang tengah dikerdjakan oleh seloeroeh oemmat Islam jang sedang berkoempoel di Makkah dan Madinah setiap tahoen.

Djadi kini telah njata kegembiraan oemmat Islam dalam ke doea hari l'ed itoe, disebabkan telah rampoeng mereka mendjalani roekoen agama sebagai tanda ta'at kepada Ilahi.

Malam raya 1. Sjawwal itoe, hendaklah kita menjamboetnja dengan memperbanjakkan Takbier, Tahmied, dan Tagdies kepada Allah Ta'ala oentoek memperlihatkan sjoekoer dan terima kasih kita atas Ni'mat-Nja jang terhingga itoe. Dan pada pagi harinja haroes kita mem-bersihkan badan dan berfitrah goena me-njoekoepi keboetoehan hidoep sebahagian bangsa kita jang fakir dan miskin dengan perasaan belas kesihan kepada mereka. Setelah terbit matahari baiklah kita ber-kemas dan langsoeng menoedjoe ke lapa-ngan atau masdjid sambil bertakbir teroes, hingga Imam tiba. Disana nampak berdjedjer segala tingkatan dan lapisan bangsa jang sama berlindoeng dibawah pandji Islam tegak sama tinggi 'doedoek sama rendah ta' ada perbeda'an koelit dan warna ta' ada perselisihan pangkat dan kekajaan sama ber Saff dan berdiri, sama Roekoe' dan Soedjoed, kepada Rabbul Izzatie, Mereka sama merasa bahwa mereka bersaudara satoe sama lain dan mereka mengakoei bahwa mereka adalah Ramba dari Toehan jang Maha Koeasa. Demikanlah didikan, demokratie dalam Islam. Pidato jang dibatjakan oleh Chatib dikala itoe tepat dan sesocai dengan keadaan masa dan tempat. Setelah siap Choetbah tadi, kelihatanlah para Moeslimin maaf mema'afi dhahir dan batin dan sanggoep menghilangkan rasa dengki dan hasad agar tetap kokoh hendaknja tali persaudaraan sesama Islam.


Hal ini amat penting bagai pergaulan oemoem teroetama dalam masjarakat bangsa kita, antara para pemimpin maoe-poen Alim-Oelama jang pernah chilaf faham atau salah terka. Djanganlah perse-lisihan diperpandjangkan atau conflic di lebih-lebihkan. Soenggoeh boeroek soeatoe Oemmat jang telah terdidik dengan persatoean tapi masih sadja soeka mem-perdalamkan pertengkaran dan keriboetan. Insja Allah Lebaran dalam tahoen 1365 ini, membawa kebahagiaan dan ke-beroentoengan serta ketegoehan dan ke-koeatan bagi persatoean kita hingga lekas hendaknja tertjapai tjita-tjita dan toedjoean kita bersama, A min ja Rab-bal-Alamin!!!


MINAL-AIDIN wel FAIZIEN.


Minggu, 30 Maret 2025

TUNTUTAN AGAMA

Tulisan ini (Toentoetan Agama) dikutip Oleh: Izhar Ma’sum Rosadi, Dari Sumber : MIMBAR MERDEKA, Warta Harian Oemoem Oentoek Menyelenggarakan Pembangoenan Negara Indonesia Merdeka, Tahoen Ke -1, No. 1, Selasa 27 Agoestoes 1946.


Ass. Alaikoem.


Manoesia hidoep di Alam Doenia ini bagaikan seboeah bahtera ditengah laoe-tan jang penoeh dengan taufan dan ge-lombang.

Disana kita berlajar menoedjoe tepian tjita-tjita dan maksoed. Sekali kita meng-hadapi laoètan tenang, tapi sering kita dapati laoetan itoe berombak. Memanglah demikan roepanja soennat Ilahi, dan tak ada laoet jang tidak berombak.

Bila bahtera tadi dihempaskan aroes gelombang kekanan dan kekiri, malah kadang-kadang dipoekoel moendoer, dan kerap kali patah tiangnja, angin bertioep dengan dahsjatnja, ombak meriggoeloeng dengan hebatnja, dikala itoelah terdengar pekik penoempang bermohon vahmat Toe-han jang maha Koeasa, agar laoetan itoe tenang kembali. Dengan sedihnja ia ber-seroe": Ja Allah ja Tochankoe, lepaskan-lah hambaMoe ini dari mara bahaja, to-longlah kami ja Tochan, selamatkanlah  kami ja Rabbi."

Tetapi djika laoetan itoe tenang kern-bali, angin moelai beremboes sepoi-sepoi basah matahari telah memantjarkan tja-hajanja, loepalah lagi manoesia akan Toehannja, hilanglah adjaran Agamanja, ta' diabaikannja larangan Toehannja.

Poetjat jang nampak dimoekanja telah lenjap, sendi anggautanja ta' lagi gemetar dan menggigil. Djelas kini ia berseri, riang gembira ketawa dan menjanji, se-dangkan sebeloem itoe ia ta' berkenalan dengan Toehan Seroe Sekalian Alam.

Disamping itoe poela ada sebahagian manoesia jang hanja bermohon pacla Toehannja dalam batin sadja, ia ta' me-ngeloeh dan menjesal, ta' lari kian kema-ri, hatinja tetap tabah dan tenang, karena memang demikian sikap dan tindakann ja dalam menghadapi senang dan soesah sebab ia telah ma'loem bahwa itoe semoca adalah tjobaan Toehan. Malah dipegang-nja tegoch kemoedi bahteranja (akal fikiranja ) sambil bertawakkal kepada Ilahi. Demikanlah kira-kira kiasan hidoep manoesia di Maja Pada ini.

Bahtera jang kita toempangi kini Al-hamdoelillah telah tiba ditepi pelabochan. Perang Doenia ke 2 telah selesai. Sekarang kita sama hidoep dizaman ma'moer dan damai. Kita telah bebas keloear dari masa perboedakan, pemerasan, dan penghinaan. Kita telah sama dapat merasai ni'mat hidoep jang dikoerniai Toehan dari pada pelbagai matjam makanan jang lezat tjita rasanja, dan pakaian jang indah djenis matjamaja.

Soengoeh tjanggoeng dan roegi orang orang jang dari dahoeloe melalaikan pe rintah Allah dan mempertiadakan larangan Nja.

Hendaknja tetap manoesia mendekat kan dirinja pada Toehan diwaktoe se-nang agar dapat memberi kesan padanja dikala soesah.

Bila telah kita lengah dari adjaran Agama diwaktoe jang silam, maka moelai dari sekarang dan selandjoetnja kita haroes berdjandji kepada diri sendiri, serta teroes hendaknja, mengamal kan apa jang diwadjibkan Toehan dan mendjaoehi larang-larangan Nja. Dalam senang dan soesah tetap kita menegoehkan batin dan memperhoeboengkan diri dengan Toehan. Soenggoeh amat besar faedah dan goenanja, walau sekalipoen gelombang hidoep bagaikan goenoeng tetap kita tegak berdiri oempama batoe karang jang senantiasa ditampar ombak narmoen kedoedoekannja bertambah koeat djoea.

Sadarlah wahai pembatja jang terhor-mat, perbaikilah boedi pekerti, sempoernakanlah achlaq dan kesopanan, ketahoei lah bahwa kekajaan, kemoeljaan, dan kemasjhoeran adalah anoegrah Toehan be-laka, boekan hasil oesaha kita sendiri.

Oleh kerna itoe djanganlah kita bersi-fat sombong dan takabboer.

Ni'mat itoe ta'kan tetap selamanja ada pada kita. Dianganlah loepa bahwa penghidoepan manoesia itoe, banjak sikoe dan seginja, dibalik pendakian mesti ada penoeroenan

Djanganlah terlaloe dipengaroehi oleh oeroesan materieel. Djanganlah terlampau bersifat loba dan tama'.

Memadailah dahoeloe dengan jang sedikit, kelak berhasil jang lebih banjak lagi. Moelai dari sekarang hendaknja kita tegoeh-mempertegoehkan tali persaudaraan jang memang telah diperintahi Agama. Lima kali sehari kita bertemoe dengan tetangga didalam mesdjid jaitoe dikala kita menoenaikan kewadjiban terhadap Toehan pada sembahjang jang lima waktoe itoe. Tjoekoep kesempatan goena ma'af-mema'afi bila terdapat salah faham atau lainnja selama pergaoelan kita se-hari-hari. Tidak memadai dengan itoe sadja, lebih djaoeh diadakannja poela sembahjang Djoem'at seminggoe sekali, agar lebih loeas bersoea dengan pendoedoek sekampoeng dan disana poela sama berhampoeran kapan terdapat soeatoe kechilapan dalam masa seminggoe, disamping itoe poela disoennahkannja kita sembahjang led 2 X setahoen agar lebih merata lagi pertemoean kita satoe sama lain. Djelasnja Agama kita beroesaha selaloe kedjoeroesan persatoean Oemmat, banjak ajat dan hadis jang menerangkan peristiwa demikian. Ditjegahnja kita berpetjah belah, marah memarahi, dendam mendendam, hasoet dan dengki, sangat dibentjii Toehan. Apa póela fitnah memfitnahi, adapoen dosanja itoe lebih keras daripada orang jang memboenoeh.

Bila kita telah sama ma'loem sekalian  perintah dan larangan Toehan, tapi masih tetap sadja kita menoeroeti hawa nafsoe adjakan iblis dan sjaitan, kelak siksanja lebih besar dari azab penjembah berhala.

Djelaslah kiranja wahai pembatja se-kalian bahwa selain dari sembahjang Idoel Fitri dan Adha diadakan poela olch Toehan jang Maha Adil pertemoean tahoenan (congress) ditanah Soetji Mekatoel Moçkarramah goena menoenaikan rockoen Islam jang kelima; disanalah berdjoempa sekalian pemeloek Agama Islam dari barat sampai ketimoer ta' ada perbedaan koelit dan warna, ta' ada perselisihan pangkat dan deradjat, kaja dan miskin sama rata pakaiannja; demikian-lah pengabdian oemmat Islam terhadap Tochannja.

Boekan sadja dapat kita bentang mem-bentangi tentang keadaan Islam dinegeri kita sendiri terhadap sesama Moeslimin dari satoe poelau tapi dapat kita mende-ngar perdjoeangan Oemmat Islam dari lain negeri, dan benoea.


Sekian sadjalah sekedar andjoeran dan peringatan dari saja terhadap para pembatja teristimewa Moeslimin Indonesia, dalam menghadapi pembangoenan Indo-nesia Merdeka oemoemnja, dan Idoel Fitri choesoesnja.


Ass. alaikoem Moeslimin


LAUT; Tinjauan Reflekif Jelang Indonesia Merdeka 1945

 Menarik untuk mengulas tentang Laut, bahwa sebagai mana kita ketahui bahwan pembangunan pagar laut di Kabupaten Tangerang dan Bekasi, juga di wilayah lain, memicu kekhawatiran karena berpotensi merusak ekosistem pesisir dan menghalangi akses nelayan ke laut. Pelanggaran ini sudah barang tentu harus dikenakan sanksi tegas sesuai UU Nomor 1 Tahun 2014. Pemasangan pagar laut melanggar prinsip hak masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya laut (Common Public Resources) dan dapat dikategorikan sebagai praktik "bluewashing" untuk membenarkan kerusakan lingkungan demi kepentingan komersial. Oleh sebab itu, untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan sumber daya laut, diperlukan pendekatan "environmentalism from below" yang melibatkan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan, penegakan hukum berbasis teknologi, dan kawasan konservasi perairan (Marine Protected Areas)

 

Selain itu, saya kira penting bagi kita refleksi merenungkan situasi tentang Laut kita di awal kemerdekaan Republik Indonesia, sebagai mana ditulis dalam Majalah “Indonesia Merdeka”, No.7, 12 Djoeli Tahoen 2605, hlm .16. penerbit: Djawa Hoko Kai Himpoenan Kebaktian Rakjat, sebagai berikut ini.


Laoet

DALAM Indonesia Merdeka no.3, soedah ditoelis soal samoedera. Dalam nomor 5, di sangkoet djoega. Dalam nomor ini, ditoelis lagi! Seperti soal ini soal jang penting sekali rasanja! Tidak terpisahkan betoel dari soal Indonesia Merdeka.


Meman! Soal laoet, boekan soal jang boleh dikesampingkan, Kita pikir sadja setjara gampang. Kalau Indonesia Merdeka kita miliki, tapi laoet dikoeasal negeri lain karena kita tidak dapat mengoea sai sendiri (dalam arti jang loeas), apakah akan djadinja?


Deroesan garam jang ketjil, tapi terang soedah mendjadi keperloean hidoep jang tak terpisahkan itoe, terpaksa bergantoeng kepada jang mengoeasaj samoedra, Sebab, garamb ialah dari lacet teroetama. Deroesan ikan jang mendoedoeki tempat jang penting djoega dalam peri kehidoepan kita, begitoe poela, Oeroesan perhoeboengan antara satoe dan lain poelau? Oeroesan perhoeboengan dan pengangkoetan dengan lain-lain negeri? Dan jang teroetama, oeroesan pertahanan?


Apakah akan artinja, ---kalau Indonesia. Merdeka, tapi Laoetan Indonesia dipenoehi dengan Armada Asing? Dan teroetama, kalau armada asing itoe armada moesoeh!!

Indonesia Merdeka jang begitoe, kita tentoe tidak maoe!

Oleh sebab itoelah, maka dalam menggalang Indonesia Merdeka, kita mesti menggalang djoega kekoeasaan laoet Indonesia dengan segala soalnja,

Oetjapan ini seperti oetjapan propaganda sadja terdengarnja. Seperti mengoelang boenji sembojan-sembojan dan pelakat-pelakat didjalan djalan.

Memang begitoe, tapi, mengapa sembojan-sembojan dan pelakat-pelskat itoe tidak kita renoengkan dengan dalam?

Sekali batja, moengkin jang segera terbajang ialah: kepentingann armada Nippon! Tapi kalau kita renoengkan, meskipoen hanja setjara gampang seperti diatas tadi, akan segera poeia kelihatan: kepentingan Indonesia djoega!

Adanja, kepentingan jang sama itoelah jang memberi djiwa, jang menghidoepkan sembojan: sehidoep-semati! Kepentingan jang sama poela jang menjebabkan sesoeatoe oesaha dapat sama-sama dikerdjakan.


Kalau tidak ada jang sama pentingannja dengan kitapoen ---Soal laoet Indonesia, tetap mendjadi soal kita sendiri selama lamanja.


Adakah kesanggoepan bangsa kita oentoek itoe!


Naloeri, ada! Meskipoen beloem terang betoel, soedah sering ingatkan bahwa sedjak dahoeloe moela, kitapoen mempoenja darah pelaoet, Pernah Cri Dharmawangca Teguh Anantawikramottunggadewa (990 1006 M.) mempoenjai armada jang koeat, koeasa mengoessel samoäders. Dan kata “Asia Raja" pada tanggal 27 Djoeni 2604:


,,Apakah artinja ketjakapan dan keberanian bangsa Phoenisia jang tidak pernah meninggalkan pantal dari matanja dalam melajari Isoetan dari Siria pergi ketanah Inggeris Selatan oentoek mengambil timah, djika dibandingkan dengan nenek-mojang bangsa Indonesia jang hanja berpedomankan perbintangan ditjakrawala, mengaroeng samoedera besar Laoetan Hindia pergi ke Madagaskar di sebelah Barat, pergi ke New Sealand dan kepoelau-poelau lain Laoetan Tedoeh, Soengguh tepat lah djika seorang ahli tarih mengatakan, bahwa bangsa Indonesia didalam masa jang lampau dalam ketjakapan dan keberanian  menjeberangi samoedera hanja dapat dibandingi oleh bangsa Norman; sermoea jang lain dalam masa jang silam (toe adalah penjoesoer pantai belaka.

Lantas kita kenang kedjadian pada kapai Toedjosh Provinsi (1933 M.). Kedjadian jang me ngandoeng benih (arti): Anak anak kapal Indonesia, tidak maoe dikomando Belanda oentoek mengoeatkan pendjadjahannja atas bangsa Indonesia! Benih kesanggoepan tanggong djewah atas segara sendiri!

Benih kesanggoepаn nаmраk djoega pada adanja Roepelin. Roekoen Pelajaran Indonesia dan pendirian maskapai kapal Hadji.

Dan jang terachir ini, teroetama diboektikan oleh 51 orang pemoeda anak lacet Indonesia, berlajar ke-Nippon dengan 3 boeah kapal kajoe (April 2604).


Sekarang ini datang saatnja, naloeri dan kesanggoepan itoe berkembang. Kita ketengahkan tiga djalan, disamping oesaha-oesaha jang soedah ada:


1. mendjadikan hari 30 Djanoeari, hari besar peringatan laoet Indonesia jang dirajakan. Hari itoe taboen 2603 ialah hari toeroennja “Osamu Maru" kepermoekaan samoedera. Оsamu Maru ialah kapal kajoe jang pertama diboeat dipoelau Djawa

b. memperloeas tersiarnja pengetahoean tentang pentingnja laoet bagi kehidoepan sesoeatoe bangsa dan negeri.


c. mengadakan tempat pemilihan bibit bibit oentoek sekolah pelajaran, soepaja kalau soedah masoek sekolah itoe, moerid-moerid betoel betoel mendjadi tjalon pelaoet" jang oetama.


d. dan lain-lain jang bersifat menoemboehkan bibit kesanggoepan.


2. Mendirikan badan sematjam Roekoen Pelajaran Indonesia atau sematjam Djawa Unko Kaishi atau apapoen djoega, jang bersifat melatih dan mengoeroesi pelajaran dengan segala soalnja.

3. Mendirikan badan ataupoen apa, jang sematjam Peta, tapi boeat laoet, bersifat persiapan armada.


Moedah moedahanlah!






Senin, 24 Maret 2025

Puasa Ramadhan

 


Malam ini malam ke 24 Ramadhan 1446 H / 24 Maret 2025, izinkanlah saya mengutip apa yang ditulis oleh K.H.M. Hasyim As’ary (Beliau merupakan pendiri Nahdatul Ulama (NU) dn juga merupakan Kakeknya Presiden Republik Indonesia ke- 4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ) tentang puasa di bulan Ramadhan. Tulisan ini dikutip, tanpa merubah ejaan terkecuali tulisan Bahasa Arab, dari Madjallah SOEARA MOESLIMIN INDONESIA No. 17 Tahoen Ke-II, 1 September 1943. Berikut kutipanya:  


POEASA RAMADHAN DAN KELONGGARAN BERBOEKA.


Oleh: K. H. M. Hasjim Asj’ari.


HOEKOEM POEASA

TOEHAN Allah telah berfirman dalam soerat Al-Baqarah, jang artinja:

“Telah diwadjibkan pada kamoe sekalian berpoeasa, sebagai joega poeasa telah diwadjibkan pada orang-orang jang sebeloem kamoe sekalian (Keristen, Jahoedi dan lain -lainnja agar kamoe semoea takoet pada Allah”


Dan firmanNja poela, jang artinja:

“Barangsiapa diantara kamoe menampak boelan (Ramadlan), maka berpoeasalah”

Shahabat Ibnoe Oemar meriwajatkan hadist (sabda) Djoendjoengan kita, Nabi Moehammad s.a.w :

“Dinnul Islam ‘ala khomsin.Syahadati Anlaa ‘ilaha Illalloh wa anna muhammada rrosululloh, wa iqoomi shalat, wa iyyatizzakat, wa hajjal biiti, wa shoumi romadhon. 

Artinja:

,,Agama Islam didasarkan atas 5 dasar. Pertama, bersaksi bahwasanja tidak ada Toehan jang patoet disembah, ketjoeali Allah, dan bahwasanja Nabi Mochammad adalah OetoesanNja. Kedoea, mengerdjakan sembahjang. Ketiga memberikan zakat Keempat, mengerjakan ibadat Hadjdji, dan kelima berpoeasa boelan Ramadlan."

Shahabat Abi Hoerairah meriwajatkan hadist Djoendjoengan kita, Nabi Mochammad s.a.w. jang artinja:

,, Berpoeasalah kamoe sekalian, karena menampak boelan, dan berlebaranlah karena menampak boelan poela, Kalau langit gelap, maka tjoekoepkanlah hitoengan Sja'ban 30 hari”.


Dari doea ajat dan doea hadist terseboet kita dapat mengambil kesimpoelan, bahwa berpoeasa itoe adalah kewadjiban jang pasti bagi tiap-tiap orang Islam, kewadjiban jang tidak boleh ditinggalkan.

HIKMAD POEASA

Poessa jang telah mendjadi kewadjiban Oemmat Islam itoe tiada sedikit mengandoeng keoetamaan dan hikmat jang bermatjam-matjam. Dan djoega memberikan pendidikan jang sangat berharga pada kita semoea. Antaranja:

1. Memberikan istirahat pada peroet (alat pentjerna makanan) jang dalam masa seta hoen senantiasa bekerdja dengan tiada berhentinja, 

2. Membiasakan berlapar lapar. Karena lapar itoe dapat menoemboehkan dan mengoeatkan achlaq jang baik dan boedi-pekerti jang moelia. Tetapi karena diantara kita banjak orang jang salah, laloe mengganti siang djadi malam, dimana peroet diisi sepadat-padat nja dipenoehi lebih dari lainja, maka temboeslah satoe sifat Jang tidak baik, jang lekas marah, Sebagai kita ma'loemi pada oemoemnja orang jang berpoeasa itoe lekas marah, meskipoen karena perkara-perkara jang ketjil-ketjil. Hal ini boekan karena bawaan poeasanja, tetapi karena kesalahan orang jang berpoeasa. Jaitoe mengisi peroet padat-padat.

3. Memberi perasaan kepada orang jang kaja agar dapat merasakan betapakah penanggoengan saudara saudaranja jang miskin, jang seringkali tidak mendapat makanan. Dengan djalan berpoeasa itoelah mereka jang kaja-raja, dapat merasakan betapakah rasa lapar jang sebenar-benarnja dan betapakah rasa menahan peroet jang selaloe kosong. Dari sini terdapat peladjaran, bahwa kita tidak akan merasakan penderitaan orang lain, kalau kita be-lom mengalami sendiri. Kalau telah mengalami sendiri, baroe lah toemboeh angan-angan akan meringankan penderitaan orang lain. Karena itoelah maka sehabis berpoensa, laloe diiringi ke wadjiban berzakat fithrah. Sekarang hikmat jang moelia itoe hampir hilang, koerang diperhatikan oleh kaoem Moeslimin jang kaja teroetamanja. Hingga hikmat itoe hampir tinggal bekas-bekasnja, sedang orang memerloekan pertolongan beloem dapat tertolong semoeanja sebagaimana mestinja. Moedah-moedahan rasa soeka tolong-menolong itoe bertambah hari bertambah meressap dalam hati sekalian rakjat Indonesia choesoesnja, dan Asia Timoer Raya oemoemaja.


POEASA ‘IBADAT ISTIMEWA,

Poeasa adalah Ibadat dalam Agama lslam jang teristimewa. Karena koernia poeasa lebih banjak berlipat-ganda dari koernia 'ibadat lainnja. Firman Allah dalam Hadist Qoedsy, jang artinja:


,, Sekalian amal anak Adam adalah oentoek diri mereka sendiri, ketjoeali poeasa. Karena poeasa adalah oentoek Akoe. Dan Akoelah jang akan mengoerniai kebaikan kepada jang mendjalankannja. Poeasa itoe sebagai perisai (taméng). Kalau salah seorang dari kamose sedang dalam poeasa, maka djanganlah berkata-kata jang boesoek dan djangan selaloe berteriak-teriak Kalau orang memaki-maki kamoe atau akan menganiaja kamoe, katakanlah: ,, Saja sedang ber poeasa !. ” Demi Dzat jang mengoeasal djiwa Nabi Mochammad, sesoenggoehnja baoe moeloet orang jang berpoesan itoe bagi Allah lebih haroem dari minjak kastoeri, Tiap orang jang berpoeasa mempoenjai doea kegembiraan. Pertama di-waktoe berboeka, dan kedoea diwaktoe bertemoe Allah (di achirat)" 

Shahabat Abi Sa'ld Al-Choedry meriwajatkan Hadist Nabi kita, jang artinja:

,,Tidak ada seorangpoen jang berpoeasa sehari didjalan Allah, melainkan tentoe Allah mendjaoehkan dia dari neraka sampai perdjalanan 70 tahoen"


Dari doea hadist ini keoetamaan berpoeasa ternjata dengan sedjelas-djelasnja. Karena itoe marilah kita kerdjakan poeasa itoe dengan sebenar-benarnja, dan penoeh kejakinan dan keichlasan, toendoek dan patoeh mencoeroet perintah Allah, agar berbahagialah kita, teroetama bésok dihari kemoedian (di achirat).


KELONGGARAN BERBOEKA,

Sekarang sampailah keterangan ini pada kelonggaran berboeka jang perloe diketahoei oleh para jang bekerdja berat sebagai para Roomusha dan lain-lainnja, Menoeroet keterangan Sjech Zainoe'ddin Almalibary dalam kitabnja ,,Fatchoel Moe'ien", katja 53-54, jang artinja:

,,Dan diperkenankan berboeka dalam poeasa jang wadjib. Pertama, karena sakit jang membahajakan, jang sampai membolehkan bertajammoem (gantinja woedloe'). Oempamanja, karena chawatir lama semboeh penjakitnja djika dibawa berpoeasa. Kedoea, karena diperdjalanan djaoeh, jang membolehkan sembahjang dengan qashar (diringkas), boekan perdjalanan jang dekat atau perdjalanan karena ma' çiat. Sedang dalam perdjalanan djaoeh, apabila tidak membahajakan, lebih baik berpoeasa dari pada berboeka. Ketiga, karena chawatir roesak badannja. Oempananja karena terlaloe sangat dahaga atau terlaloe lapar, meskipoen dia berbadan sehat dan tidak dalam perdjalanan jang dibolehkan berboeka".

Menoeroet fatwa Sjech Adzra-'ie, jang artinja:

„Bagi orang jang mengetam padi dan sesamanja, wadjiblah dimalam harinja berniat poeasa, sedang kalau dia (pada siang harinja) mendapat kepajahan jang sangat, bolehlah ber boeka, dan kalau tidak, maka haroes dilandjoetkan poeasanja. Bagi mereka jang berboeka karena sesoeatoe sebab, wadjiblah menoenaikan (meng-qadla') dihari-hari jang lain, hingga tjoekoeplah hitoengannja dengan hitoengan hari poeasa jang tidak didjalaninja".


Dari keterangan-keterangan terseboet, djelaslah bahwa Agama Islam tidak menjoeroeh orang berhenti bekerdja karena poeasa. Bahkan sebaliknja Islam menghendaki langsoengnja pekerdjaan diwaktoe poeasa, terboekti dengan atoeran memberikan kelonggaran sebagai mana terseboet.


ΡΕΝΟΕΤΟΕР.

Sebagai penoetoep saja seroekan pada oemoem, meskipoen Agama Islam telah memberikan kelonggaran jang seloeas-loeasnja, tetapi hendaknja djanganlah hoekoem itoe dipermain-mainkan. Dan djanganlah kelonggaran itoe didjalankan, selama masih dapat menahan, dan teroetama sekali kalau tidak ada sebab jang membolehkan kelonggaran. Marilah kita menghargai hoekoem-hoekoem Agama Islam, agar tidak mengetjewakan dan tidak termasoek dalam golongan orang jang diseboet dalam firman Allah dalam soerat Al-Baqarah, ajat 41:

……Wala tastaruu bi’ayatii tsamanang qoliilaw waiyyayya fattakuun. 

Artinja:

Dan djanganlah kamoe pergantikan ajat-ajatKoe (tanda-tanda-Koe) dengan harga (barang) jang sedikit".

Moedah-moedahan Allah mengoerniakan petoendjoek, agar kita selaloe tetap bekerdja, meskipoen dalam keadaan berpoeasa, hingga tiada meroegikan oesaha menghasilkan segala maksoed, dan moedah-moedahan Allah memberikan taufiq (pertolongan), hingga kemenangan terachir segera tertjapai difihak kita. Amien!